“Maaf, kelihatannya kamu dan kampung..?” ujarnya bernada bertanya ingin memastikan. Meskipun kondisi tubuhku dijaga, dan menu makanankupun terjamin gizinya, tapi batinku semakin tersiksa. Bokep indo viral Aku langsung mengemasi pakaian dan apa saja milikku yang bisa termuat ke dalam tas ransel. Rumah yang besar dan megah penuh kemewahan ini ternyata hanya sebuah neraka bagiku.Aku memang ingin lari, tapi belum punya kesempatan. Aku ingin merasakan dan menikmati dulu keindahan tubuhnya dan kehalusan kulitnya yang putih bagai kapas ini.“Aduh, oh. Saya tidak mengharapkan imbalan”, kataku tetap menolak. “Terus, tujuannya mau kemana?” tanyanya lagi.“Cari kerja”, sahutku tetap polos. Tapi seperti yang selalu terjadi. Dan aku semakin tidak tahan dengan perlakuannya yang semakin liar dan brutal. “Tidak, Nyonya. Sedangkan kedua anaknya sekarang ini sekolah di luar negeri. Saya cuma menolong saja. Tiga atau empat hari lagi, aku pasti sudah tidak sanggup lagi bertahan. Seharian ini aku kembali mencoba untuk mencari pekerjaan. Tidak lagi menempati kamar yang khusus untuk pembantu.Semua bisa terjadi ketika malam itu aku baru saja mengantar Nyonya pergi berbelanja.
