“Aku ikut ya Pak, serem disini sendirian”
“Lah, aku mau mandi kok ikut”
“Nggak apa-apa lah Pak, aku ikut yah”
“Ya sudah ikut saja”Sambil berjalan aku mencoba memancing ke arah pembicaraan yang lebih saru.“Pak Pardi masih suka ngocok nggak?”
Dia terlihat kaget dengan pertanyaanku, tapi dia menjawabnya, “Ya kadang-kadang”
“Berapa kali Pak sehari”
“Yah nggak tiap hari. Bokep viral Dia melihat ke bawah dan ikut tertawa sambil memasukkan kepala kontolnya, sungguh erotis.Lalu dia nongkrong di atas jala untuk membersihkan beberapa kotoran sebelum mengambil ikan. Crott spermaku menyembur berkali-kali diantara gesekan kontol kami, entah kemana saja semprotannya aku tak perduli karena rasa yang begitu enak membuatku tak berfikir apa-apa lagi. Iya Mas Win, enak sekali. Cairan kental itu mengalir ke bawah dan Pak Pardi kembali memelukku serta kembali menggesekkan kontolnya sembari ia mengatur nafasnya yang terengah-engah.Kami akhirnya sudah mendapatkan kesadaran, dan dengan tubuh bugil berjalan ke arah pancuran untuk membersihkan tubuh dan sisa-sisa sperma.“Pak, kapan kita bisa ngocok bareng Atin?” tanyaku. Tangan kanan Pak Pardi menggerayangi jembutku.“Jembut Mas Win persis kayak anak bapak, Atin, cuma kontol Mas Win ini agak panjang yah”Aku kaget mendengar ucapan Pak Pardi.“Memangnya Pak Pardi pernah liat kontol Atin?” tanyaku penasaran menghentikan gerakanku