Karena Nyonya Wulandari sedang sibuk dengan suaminya. Tapi aku tersenyum dan menggelengkan kepala. Bokep viral “Mobilnya mogok, Nyonya..?”, tegurku dengan sikap ramah. Ahh.., Cepetan dong, aku sudah nggak tahan nih..”, desah Nyonya Wulandari dengan suara rintihannya yang tertahan.Nyonya Wulandari menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang putih dan mulus. Tapi aku malah menolaknya. Juga orang-orang yang yang selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, aku langsung dipanggil untuk menemuinya. Kebetulan aku perlu pembantu laki-laki. Dan Wanita bertubuh gemuk itu mengembangkan senyumnya. “Kerja apa, Nyonya..?” tanyaku langsung semangat. Wanita yang kuperkirakan berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu memandangiku dengan kening berkerut. Aku diberi sebuah kamar, lengkap dengan tempat tidur, lemari pakaian dan meja serta satu kursi. Dan aku juga menempati kamar lain yang jauh lebih besar dan lebih bagus. Tapi tampaknya semua pembantu di rumah ini sudah tidak asing lagi. Dan entah mendapat pertolongan dari mana, aku menemukan juga penyakitnya.
