gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau. “Sudah ngopi, Zainal?”, tanyanya. Bokep viral Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit. Aku suka pemuda seperti itu, cuman terkadang cuekmu sangat keterlaluan. Berusaha menyembunyikan pikiranku kujawab seadanya,
“Ah nggak melamun kok, cuma membayangkan rasanya dicubit hantu seperti yg Mbak tadi bilang”. Aku masih cuek dengan keadaan sekelilingku tapi Indah agak gelisah dan mengeluhkan ajakanku ke kafetaria. Kubaca lagi rencana kerja yg telah selesai kucatat, lalu kurangkai hubungan setiap langkah rencana kerja dan kubuat skemanya. “Kenapa Mbak mau dimadu?”, tanyaku tambah penasaran. Seusai kesadaranku berangsur pulih tanganku segera beraksi dengan membuka BHnya dan mengusap-usap punggungnya. “Ya ampun Zainal, kamu baru bangun!”, teriak Indah. Merasa bosan, kuambil rokokku yg selalu tersedia dalam saku jaket dan kusulut sebatang rokok. “Zainal, katamu kamu belum pernah punya pacar, benarkah?”, tanyanya yg langsung kujawab dengan anggukan sambil meniup kopi panasku agar agak dingin. Dengan membungkukkan badan kuraih kedua pantatnya yg masih dilindungi celana dalam, lalu kuremas dengan kedua tanganku.