Dari balik kaca mobil, seorang lelaki melemparkan jari tengahnya ke arah lelaki berjaket jins. Anak laki-laki itu juga ikutan merokok. Bokep viral indo Aku tidak mempermasalahkan orang-orang yang sering berjalan dengan lagak, atau orang yang kadang singgah mengencingiku, atau ketika aku jadi bahan lelucon karena sebuah mobil milik pejabat menabrakku. “Kamu tidak perlu melakukan itu.”
“Aku tidak ingin kamu sakit.”
“Aku sudah pakai jas hujan.”
“Itu tidak cukup.”
Lalu, sebuah mobil di seberang jalan membukakan pintu. Perempuan yang mengenakan jas hujan itu masuk, meninggalkan lelaki yang tadi. Dingin kota ini makin terasa. Dia punya usaha untuk hidup. Aku memang tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Anak laki-laki itu mengangguk saja. Aku yang bisa dikatakan sedikit menggigil memperhatikan mobil, motor, becak, andong, bajaj, hingga truk lalu lalang. Adakah yang lebih tabah dari aku? Anak itu kembali menyodorkan jualannya, tapi kini cara berdirinya kurang stabil. “Sudah dapat banyak?”
“Belum. Itu karena anak perempuan dalam mobil sedan itu terlihat ingin muntah, jadi dia membutuhkan kantong plastik hitam demi memuntahkan semua isi perutnya. Gila. Aku sudah terbiasa seperti ini. Aih, kalimat ini mengingatkanku pada Hujan Bulan Juni milik Sapardi. Perempuan yang mengenakan jas hujan itu masuk, meninggalkan lelaki yang tadi.