Lalu memegang pahaku, “Yang mana..?”Yes..! Kring..! Bokep viral indo Ia masih dingin tanpa ekspresi. Betul-betul keras. Ke bawah lagi: Turun. Tapi eh.., seorang penumpang pakai kaos oblong, mati aku. Aku tertipu. Wien datang. Apakah perlu menhitung kancing. Daripada suntuk diam di rumah, tadi malam aku menyelesaikan kerjaan yang masih menumpuk.Kerjaan yang menumpuk sama merangsangnya dengan seorang wanita dewasa yang keringatan di lehernya, yang aroma tubuhnya tercium. Seakan sengaja memainkan Si Junior. Bibirku melumat bibirnya.“Jangan di sini Sayang..!” katanya manja lalu melepaskan sergapanku.“Masih sepi ini..!” kataku makin berani.Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Wien.Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar gembira dari wanita yang menunggu telepon. Mendadak jari tanganku dingin semua. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Napasnya tersengal. Ia menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aku belum siap. Bibirku melumat bibirnya.“Jangan di sini Sayang..!” katanya manja lalu melepaskan sergapanku.“Masih sepi ini..!” kataku makin berani.Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi.
