Aku memandang ke arah lain mengindari adu tatap. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Bokep viral indo Sial. Dadaku berguncang. Juniorku tegang seperti mainan anak-anak yang dituip melembung. Apa yang aku harus bilang, lho tadi kedip-kedipin mata, maksudnya apa? Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Ia tersenyum ramah. Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah pada Junior. Keberuntungankah? Mendadak jari tanganku dingin semua.Wajahku merah padam. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Anggap saja tiap-tiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh.Sekarang hitung penumpang angkot dan supir. Astaga. Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari tangannya. Wanita setengah baya itu merenggangkan bibirnya, ia terengah-engah, ia menikmati dengan mata terpejam.“Mbak Hawin telepon..,” suara wanita muda dari ruang sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.Mbak Hawin merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab telepon.“Ngapaian sih di situ..?” katanya lagi seperti iri pada Hawin.Aku mengambil pakaianku. Lalu ia mengolesi dadaku dengan cream. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai lamunan.
