Di dalam perjalanan kami ngobrol dan sambil bersendau gurau.“Pit.., namamu Pipit. Bokep viral Bikin aku kelojotan.. Iri sekali rasanya kalau aku tak sempat keluar orgasme, kuangkat mukaku, kupegang penisku, kuhujam ke vaginanya. Masak sih kurang lagi..” balas Pipit..Di situ aku mulai berani ngomong yang sedikit nakal, karena sepertinya Pipit tak terlalu kaku dan lugu layaknya gadis-gadis didesa. Tanganku turun dan meremas pantatnya yang padat. Pipit.. Pipit membusung menggeliat sambil menghela nafas birahi. Air kendil seger lho..” begitu dia menyapaku. Sekarang tidak berlama-lama lagi sambil berdiri. Aku tak ambil pusing lagi tangan satunya kuraih, kugenggam. Dia mau ambil surat-surat dirumah kakaknya. Wajahnya biasa saja, agak mirip Bu Murni, tapi kulitnya putih dan semampai pula. Mas.. Pipit.. Bikin aku kelojotan.. Pipit menatapku.“Mas.. Kok kita pegang-pegangan sih..” Pipit setengah berbisik. Buah dadanya kini menempel lekat didadaku. Ingin rasanya aku gendong tubuh Pipit untuk kurebahkan ke dipan, tapi urung karena Ugi yang tadi disuruh Pipit memanggil ibunya sudah datang kembali.Buru-buru kami melepas pelukan, merapikan baju, dan duduk seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
