Ucap isteriku kalem.“Iya. “Ah…wanita gampang sekali untuk menangis,” batinku. Bokep viral Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Sedang aku terlalu sering ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya. “Ini dia mujahidah (*) ku!” pekik hatiku. “Ini dia mujahidah (*) ku!” pekik hatiku. “Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,” aku membathin.Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus.“Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku.“Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Padahal Rasul telah berkata: “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.”Sedang aku? Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan deterjen tapi tak juga dicuci. Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa karena selama ini kurang memperhatikan isteri.Ya, aku baru sadar, bahwa semenjak menikah belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya. Abi belum bisa sabar seperti Rasul.
Aduh Mas, Badan Gue Udah Nggak Tahan Lagi Nih… Panas Banget!
Related videos



















