Bukti Nyata Di Depan Kamera

Aq harus memulai. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Bokep viral Bahannya tipis, tapi baunya harum. Lalu dikocok-kocok sebentar. Jakarta yang panas membuatku kegerahan di dalam angkot. Kring..!“Mbak Iin, telepon.” kataku.Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Aq masih mematung. Yes. Aq masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi. Tetapi sejak tadi aq tdk melihat wanita yg lehernya berkeringat yg tadi mengerlingkan mata ke arahku. Sambil menjawab telepon di kursi ia menunggingkan pantatnya.“Ya sekarang Sayang..!” katanya.“Halo..?” katanya sedikit terengah. Semua orang bebas masuk asal punya uang. Aq masih termangu. Padahal, wajah wanita setengah baya yg di lehernya ada keringat sudah terbayang. Masih ada waktu bebas 3 jam. Ia cukup lama bermain-main di perut. Ia masih dingin tanpa ekspresi. Ada dipan kecil panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku dan lebih sedikit. Ke bawah lagi: Turun. Tetapi sejak tadi aq tdk melihat wanita yg lehernya berkeringat yg tadi mengerlingkan mata ke arahku. Mbak Iin sudah turun. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Tetapi sejak tadi aq tdk melihat wanita yg lehernya berkeringat yg tadi mengerlingkan mata ke arahku.