Well, walaupun sudah mengetahui berbagai teori dan kenyataannya, aku tidak merasa keberatan sekalipun, atau bahkan merasa malu. Bokep viral Wajahnya sangat dekat dengan wajahku hingga aku bisa merasakan nafasnya.“Coba kulihat.” katanya pelan semakin mendekatkan wajahnya. Cengkramannya kuat sekali. Tangannya, tanpa kusadari melepaskan kancing kemejaku perlahan-lahan. Benar-benar tanpa perlawanan sama sekali. Sementara Fung mungkin menyesali apa yang dilakukannya, aku lebih memikirkan mengapa aku sebegitu lemahnya jika berhadapan dengannya. “Seharusnya aku yang bertanya.” Aku meringis. Perlahan, ia melepaskan cengkramannya pada bahuku. Wajahnya sangat dekat dengan wajahku hingga aku bisa merasakan nafasnya.“Coba kulihat.” katanya pelan semakin mendekatkan wajahnya. “Don’t miss him?”
“Ngapain lagi?” aku tertawa ngakak. Benar-benar tanpa perlawanan sama sekali. “Don’t miss him?”
“Ngapain lagi?” aku tertawa ngakak. Perlahan, ia melepaskan cengkramannya pada bahuku. Entah itu sekadar jalan-jalan, window shopping, internet surfing, makan bareng, atau bahkan berolahraga berdua diakhir minggu. “Kalo ngga, ngapain pake acara ngebalas segala?” geramnya. Ia sesekali membisikkan kata-kata yang memabukkan ditelingaku sambil mencumbuinya. Dan bahkan sedikit menggigit sesekali. Setelah memandangiku sesaat, dan bibirku yang berdarah, ia kembali ke kursi kemudinya dan menyalakan mobil. Benar-benar tanpa perlawanan sama sekali. “Don’t miss him?”
“Ngapain lagi?” aku tertawa ngakak.