“Kamu juga, Mas.., Santi juga enakk..”, agak malu-malu. Aku meremas payudaranya kuat-kuat, seraya mulutku menempel dan menggigiti puting susu Eksanti. Bokep viral Aku bukan tipe laki-laki yang demikian. “Occhh..”, teriakku panjang. Mata kami berpandangan.Wajahku perlahan mendekati wajah, mencari tahu, semakin dekat dan tiba-tiba menghadap ke depan sehingga mulutku mendarat di pipinya yang mulus.Kedua tanganku kini bergerak aktif pada tubuhnya. “Yang sekarang sepertinya tidak masuk ke mulutku, soalnya rasanya tambah besar dari yang dulu..”, selesai berkata demikian Eksanti langsung tertawa kecil. Tangannya yang penuh dengan busa sabun, begitu lembut mengocok batang kejantananku sehingga aku merasa sangat nikmat. Aku memperhatikan dengan hati-hati kejantananku yang keluar dengan lincah di sana. Aku masih ingat, ia memang selalu tampil ke kantor dengan pakaian santai setiap hari. Payudaranya masih kencang dan membuatku semakin bernafsu untuk meremas-remasnya. Namun Eksanti masih ingin merasakan orgasmenya, sehingga tubuhku serasa terkunci oleh kakinya yang tegak di pinggangku.
