Aku pun tak lupa menjinjing makanan sekedarnya agar pantas. Bokep viral indo Kulihat mata yu Darmi membelalak melihat batang kemaluanku yang demikian kerasnya. Aku ingin “menelan” semua dadanya. Hal yang membedakan adalah aku sudah mempunyai rumah sendiri di dekat pasar tempatku berjualan sedangkan kang Sarjo masih tetap tinggal di desa. Tangannya mengelus-elus lenganku seolah-olah mengucapkan terima kasih padaku yang telah memberinya kepuasan.Kubiarkan yu Darmi bersandar dalam pelukanku “Gimana yu….masih mau bilang sama istriku?” aku berbisik menggodanya. Aku jadi paham kalau wajah yu Darmi tiba-tiba menjadi merah karena tadi kami sempat ngobrol menyerempet ke hal-hal yang berbau seks. ”E…ee…mengko dhisik..to mas..aku isih udo… aku tak ngaggo anduk dhisik” yu Darmi berteriak agak gugup dengan bahasa jawanya yang medhok. Saking seringnya lewat di depan kiosku aku jadi sangat mengenal kebiasaannya. Yu Darmi hanya terpaku dengan keberanianku. Setelah agak lama menunggu akhirnya yu Darmi datang di depan pasar jam 06.00. ”E…ee…mengko dhisik..to mas..aku isih udo… aku tak ngaggo anduk dhisik” yu Darmi berteriak agak gugup dengan bahasa jawanya yang medhok.
