Aku tidak menyesali pengorbananku, namun aku menyesali mengapa aku begitu menikmati persetubuhan itu. Baju kami pun stu per satu lepas dari badan kami, sehingga kami berdua benar-benar telanjang seperti bayi yang baru lahir.Di sana, di atas sofa di ruang tamu, ketika sinar matahari sore masih menerangi ruangan itu, aku dan Pak Broto kembali terhanyut dalam panasnya gelora birahi. Bokep viral AAAAAHHHHHHHHH …….AHHHHHHHHHHH,” kami pun berteriak bersamaan melepas semua rasa. Lalu dia menggerakkan pinggulnya dan memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang dia lakukan pada memekku.Aku yang masih lemas karena orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala kotol Pak Broto yang timbul tenggelam dari celah itu. Pak Broto telah memberikan sensasi yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. kotol Pak Broto tak bisa lagi bergerak. Bahkan dia beberapa kali mendorongnya agar masuk lebih dalam. Hahahaha … Nih, aku kasih ….” katanya sambil melesakkan kontolnya ke lubang memekku yang masih sempit. “Sudah lama kan kita gak ngewek.” “Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah. Aku tidak menyesali pengorbananku, namun aku menyesali mengapa aku begitu menikmati persetubuhan itu.
